1. Home
  2. sosial
  3. Komunitas Sega Jabung: Muda-mudi Pelestari Aksara Jawa

Komunitas Sega Jabung: Muda-mudi Pelestari Aksara Jawa

0
0

Indotnesia, YOGYAKARTA – Indonesia merupakan negara kesatuan dengan banyak budaya, bahasa, dan juga aksara yang dinaunginya. Salah satunya adalah aksara Jawa.

Aksara Jawa merupakan turunan aksara Brahmi, India, melalui perantara aksara Kawi. Aksara Jawa atau hanacaraka atau carakan berkembang di pulau Jawa dan digunakan sebagai media penyampaian informasi masyarakatnya sejak pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-20.

Itu cerita dulu, sebelum aksara Jawa berangsur-angsur digantikan oleh aksara latin.

Pengajaran aksara Jawa sebagai muatan lokal memang masih dilakukan beberapa tempat, seperti di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Akan tetapi, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari masih sangat terbatas.

Komunitas Sega Jabung

Berangkat dari kegelisahan tentang kelestarian aksara Jawa itu lah, Setya Amrih, membentuk sebuah komunitas pelestari aksara Jawa bernama Sega Jabung alias Senang Gaul Bahasa Jawa Adiluhung.

Kebanyakan kaum milenial menganggap penggunaan aksara daerah– dalam hal ini aksara Jawa itu tidak gaul, kuno, dan segala macam. Sehingga, banyak dari mereka malas belajar aksara Jawa,  padahal aksara Jawa sudah Go International lho.

Berlokasi di Bantul, Yogyakarta, seorang abdi dalem Keraton Ngayogyakarta yang juga berprofesi sebagai guru ini mengumpulkan anak-anak muda kaum milenial yang memiliki minat terhadap aksara Jawa untuk ikut ke dalam Komunitas Sega Jabung.

Aksara Jawa yang indah terancam tidak lestari. Padahal banyak sekali kisah-kisah menarik dan pesan yang dapat kita temukan dalam naskah-naskah Jawa, namun tak tahu cara bacanya. 

“Siapa pun yang menguasai aksara Jawa, itu banyak sekali lho naskah-naskah kita yang sebetulnya berisi banyak sekali ilmu pengetahuan, tetapi karena kita tidak bisa membaca akhirnya tidak terekspos dan  justru diteliti orang luar,” jelas Amrih.

“Mereka meneliti naskah kita, kemudian diterapkan di sana, dikembalikan ke sini, kita tidak mengerti bahwa itu adalah ilmu dari nenek moyang kita sendiri,” imbuhnya.

Ini lah alasan kenapa aksara Jawa harus kita yang melestarikan. 

Dikemas secara digital, Amrih bermaksud mendekatkan aksara Jawa kepada kaum milenial agar lebih mudah dipelajari dan diaplikasikan. 

“Saya berpikirnya bukan sekarang, tetapi buat generasi yang akan datang. Sayang kan, jika kita ditinggali bahasa. Kita ditinggali aksara. Akan tetapi, di generasi saya, tiba-tiba saya men-cut dan tidak menularkan itu ke anak-cucu saya, kan sayang,” ujarnya. 

“Terus mereka akan menyalahkan generasi kita. Kenapa kok kami nggak ditularkan, padahal sudah zaman digital. Kenapa kok kita gak ditularkan? Itu. Saya nggak mikir hari ini, yang saya pikir ke depan,” katanya.

Aksara Jawa di Perangkat Multimedia

Komunitas Sega Jabung yang terdiri dari muda-mudi mencoba melestarikan dan merealisasikan penularan mempelajari aksara Jawa dengan menggunakan media digital.

Pada 1 Oktober 2009, aksara Jawa mendapat slot unicode,  artinya bisa diaplikasikan pada perangkat multimedia apapun, termasuk yang sudah mengupdate sistem mereka, seperti Windows, Android, iOS dan Linux. 

Penamaan font aksara Jawa yang dilakukan oleh bidang IT Komunitas Sega Jabung, dilakukan sesuai naskahnya. Misalnya, diambil dari naskah serat Damarwulan, maka nama font menjadi Damarwulan. Lalu, dari serat Imam Nawawi, ditulis menjadi Jamawi, Jawa Imam Nawawi.

Jadi, buat kalian yang perangkatnya sudah support unicode, coba deh download font aksara Jawa dan aplikasikan. Chatting-an sama geng kalian jadi makin keren dan unik deh kalau menggunakan font aksara Jawa.

Kalau kalian belum bisa menulis atau membaca Hanacaraka atau Carakan, Komunitas Sega Jabung juga membuka ruang untuk kita dapat belajar mengenal dan membaca aksara Jawa.

Gabung saja dengan kunjungi akun Instagram mereka @segajabung untuk tahu kapan dan bagaimana kita bisa belajar.

Aksara jawa yang mulai banyak dikembangkan pada perangkat media, memudahkan siapa saja untuk belajar aksara Jawa. Jangan lupa juga mengaplikasikannya dalam keseharian, supaya nggak lupa dan aksara Jawa juga bisa didaftarkan jadi nama domain. 

Ayo, sama-sama kita lestarikan bahasa daerah dan aksara Jawa agar anak cucu kita kelak juga akan mengenalnya.


Dwi Wulandari Memiliki berjuta ide cerita yang siap dituangkan kapanpun dibutuhkan. Suka tertawa lepas dan seringkali receh tanpa sebab.