1. Home
  2. fakta
  3. unik
  4. Penemuan Wajan Raksasa dan Berkah di Tengah Pandemi

Penemuan Wajan Raksasa dan Berkah di Tengah Pandemi

0
0

Indotnesia, YOGYAKARTA – Beberapa waktu lalu, warga Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dihebohkan dengan penemuan wajan raksasa.

Benda raksasa tersebut pertama kali ditemukan oleh warga Padukuhan Kretek, Kalurahan Jambidan, Kapanewon Banguntapan, Bantul saat proses merapikan lahan guna pembangunan lapangan. Benda tersebut menyerupai wajan raksasa yang berukuran sekitar 2 meter dan bermaterialkan tembaga.

Tak ayal, penemuan ini menjadi viral di berbagai media sosial dan membuat banyak orang penasaran untuk membuktikannya secara langsung. Namun, apakah benar benda raksasa tersebut adalah wajan?

“Kalau menurut cerita-cerita, bahwa dulunya itu di sini sudah ada  wajan tersebut. Yang mana dahulu kala dijadikan sebagai pompa irigasi. Kemudian keurug tanah dan diangkat karena mau ada pembangunan buat lapangan,” jelas Rian Hidayat, Kepala Dukuh Kretek Jambidan.

Benda mirip wajan raksasa yang ditemui di Jambidan memang diduga sebagai benda peninggalan Belanda.

“Itu penyedotan air. Jadi, dulu Belanda itu menanam pohon di sebelah Barat sana. Ambilnya air di Sungai Opak itu. Di bawa ke sini dengan diwadahi itu (wajan raksasa),” terang Mbah Sogimin, warga Desa Kretek Lor yang kami temui saat di lokasi.

Warga Jambidan ternyata memang sudah mengetahui keberadan benda tersebut. Kemudian pada Selasa (31/9/2021) benda tersebut diangkat dari tanah pada kedalaman sekitar 3 meter menggunakan alat berat.

Warga setempat telah melaporkan benda tersebut ke Balai Pelestari Cagar Budaya. Kini benda tersebut masih dalam observasi dan masih berada di lokasi penemuannya.

Saat berita viral penemuan wajan raksasa, tempat  benda raksasa tersebut mendadak ramai didatangi oleh orang-orang yang penasaran. Tak diduga, ternyata penemuan itu juga membawa berkah bagi warga sekitar. Wisatawan yang terus-menerus datang membuat warga mencari peruntungan dengan berjualan.

“Sampai menemukan Selasa sore, pagi itu sudah membludak. Meluap pengunjung itu.  Nggak nyana-nyana kok jadi begini, “ terang Mbah Sogimin.

“Awalnya kan masyarakat tidak mengira, tahunya kan hanya sebuah wajan bejana seperti itu, terus viral. Ternyata antusias masyarakat juga banyak,” lanjut Bapak Rian Hidayat.

Tempat yang sepi kemudian mendadak ramai benar-benar dimanfaatkan warga setempat. Ada yang berjualan karena momentum, ada yang memang seorang pedagang bersama merapat ke lokasi tersebut.

“Ada, ini untuk jualan. Orang-orang sini pada jualan. Ada makanan, ada minuman, ada segala macem lah, ada mainan juga. Kalau Sabtu-Minggu itu banyak orangnya, apalagi kalau sore-sore kaya gini biasanya banyak,” kata Yuliono, seorang pedagang yang sempat berhenti karena pandemi, kemudian mulai berjualan lagi pada momentum ini.

Berkah penemuan wajan raksasa tersebut juga dirasakan oleh Lukman, seorang pedagang ikan yang merindukan keramaian untuk  melarisi dagangannya.

“Waah, pasti ada. Ditunggu-tunggu kayak gini. Alhamdulillah, berkah. Pedagang kayak saya gini kan nggak bisa jualan ke mana-mana, selain di pasar dan pinggir jalan. Keramaian baru kali ini,” jelas Lukman.

Selain berkah dari berjualan, tentu saja tempat yang ramai dikunjungi akan membutuhkan pengelolaan parkir. Tak usah khawatir, warga setempat tidak terus mematok harga bagi wisatawan yang ingin membuktikan keberadaan wajan raksasa. 

Tapi, wisatawan yang datang bisa menyumbang seikhlasnya guna pembangunan fasilitas desa berupa lapangan tersebut.

“Dampaknya ya luar biasa, dari segi ekonomi. Masyarakat pada ada yang jualan, kemudian dari segi faktor pengelolaan parkir,” jelas Bapak Rian Hidayat.

Ternyata penemuan wajan raksasa bukan hanya memberikan wawasan karena diduga merupakan benda sejarah, tetapi juga membawa berkah bagi warga Jambidan dan sekitarnya.

Dwi Wulandari Memiliki berjuta ide cerita yang siap dituangkan kapanpun dibutuhkan. Suka tertawa lepas dan seringkali receh tanpa sebab.