1. Home
  2. gaya
  3. hidup
  4. Melihat Potret Nasib Pameran Seni di Masa Pandemi

Melihat Potret Nasib Pameran Seni di Masa Pandemi

0
0

Indotnesia, YOGYAKARTA – Yogyakarta adalah kota budaya yang tidak pernah sepi. Selalu disibukkan dengan acara kebudayaan, kegiatan berkesenian, juga pameran. Lalu, kira-kira bagaimana nasib pameran seni rupa Jogja di tengah pandemi?

Kegiatan berkesenian di kota yang dipimpin oleh seorang sultan ini sudah bukan sesuatu yang asing lagi. Hal itu pula yang membuat Jogja menjadi kota yang romantis dan dirindukan.

Kenyataan pandemi yang belum kunjung usai, membuat banyak orang merindukan pameran seni tahunan di Jogja. Ada Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), Pasar Kangen, Sekaten, Artjog, dan masih banyak acara pertunjukan dan pameran yang selalu meramaikan Jogja.

Hampir dua tahun ini Jogja terasa hampa, berbagai kegiatan kesenian terpaksa diurungkan. Akan tetapi, di era yang semakin digital ini tentu saja para seniman juga terus berinovasi agar tetap dapat berkarya. 

Beberapa kegiatan kesenian mencoba menyelenggarakan acaranya secara online. Ada Artjog yang merupakan pameran seni tahunan di Jogja yang ditunggu-tunggu dan selalu ramai dikunjungi.

Berbeda dengan Artjog, tahun ini pameran seni rupa mulai memberanikan diri tetap menyelenggarakan acaranya secara langsung, tentu saja dengan banyak pertimbangan.

Misalnya saja, Jogja Annual Art, pameran seni rupa yang sudah berjalan enam tahun ini memilih tetap menyelenggarakan pameran secara langsung, di Sangkring Art Space. Alasannya praktis saja, karya seni rupa itu harus dilihat, dirasakan teksturnya, maka akan dapat menilai suatu karya.

“Seniman itu kan bekerja dengan hati. Kalau dikurungnya di dalam rumah, tidak berkembang dia. Jadi, saya bikin tetap ada. Terbatas untuk konsepnya, untuk cara bekerja, dan tetap ada beda lah,” terang Jennie, Program Manager Sangkring

“Karena seni itu kan harus lihat. Kita nggak bisa lewat online. Kita harus lihat karena teksturnya dia dan kepuasan untuk matanya itu kan berbeda jauh sama yang waktu kita lihatnya di online,” imbuhnya.

Selain kepuasan para pengunjung atau kolektor, tentu saja kepuasan itu juga menjadi tidak dirasakan oleh senimannya sendiri. Padahal sebagai seorang seniman, tentu saja ingin karyanya dapat dinikmati dan diapresiasi.

Kesenian selain berupa karya, juga menjadi hiburan dan media untuk berekspresi. Namun, untuk saat ini kesehatan menjadi hal yang utama.

So, buat yang rindu Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY), Sekaten, Pasar Kangen, Artjog, pameran seni rupa, atau pameran seni tahunan di Jogja lainnya, tahan dulu ya sampai kondisi menjadi seperti semula. 

Dwi Wulandari Memiliki berjuta ide cerita yang siap dituangkan kapanpun dibutuhkan. Suka tertawa lepas dan seringkali receh tanpa sebab.