1. Home
  2. fakta
  3. unik
  4. Unik, Klasik, dan Menarik Si Sepeda Ontel

Unik, Klasik, dan Menarik Si Sepeda Ontel

0
0

Indotnesia, YOGYAKARTA – Semakin ke sini sesuatu yang klasik dan unik malah semakin dicari. Salah satunya adalah sepeda onthel.

Sepeda onthel sudah ada di Indonesia sejak masa Hindia-Belanda. Memiliki desain dengan posisi duduk tegak dan memiliki reputasi yang sangat kuat dan berkualitas, onthel didatangkan langsung dari Negeri Kincir Angin. 

Pantas saja, ukuran sepeda yang tinggi tidak mencerminkan orang Indonesia yang cenderung bertubuh pendek.

Di Indonesia, sepeda onthel umum dipakai oleh masyarakat perkotaan. Masyarakat pada zaman dulu menggunakan sepeda onthel sebagai alat transportasi kendaraan pribadi seperti sepeda motor sekarang.

Hal itu bertahan hingga tahun 1970-an, sebelum keberadaan onthel tergantikan oleh sepeda jengki yang berukuran lebih kompak baik tinggi juga panjangnya dan onthel mulai merambah ke pedesaan. Masyarakat perkotaan juga sudah mulai beralih ke transportasi mesin.

Kemudian, terjadilah kelangkaan sepeda onthel yang membuatnya menjadi barang antik dan unik. Tapi, pada tahun 2000-an onthel mulai dicari kembali.

Muncul juga komunitas-komunitas pecinta onthel atau kolektor onthel di berbagai belahan daerah. Salah satunya adalah Komunitas Pecinta Ontel Djogjakarta atau yang disingkat menjadi Podjok.

Kolektor Sepeda Onthel

Mantowil atau sering disapa Towil selaku co-founder Komunitas Podjok mengaku telah mencintai onthel sejak kecil.

“Awal-awal tahun 2000, itu jatuh cinta secara mendalam. Suatu impian ya dari kecil memang kalau melihat sepeda tua ketika dipakai oleh beliau-beliau yang notabene orang yang berduit, orang berintelektual, kemudian orang  pemerintahan, pak lurah,” katanya.

Bagi Towil, sepeda onthel sungguh luar biasa dan memiliki rohnya sendiri.

“Onthel merupakan suatu  barang yang luar biasa karena jelas kesederhanaan yang ditimbulkan di situ. Jadi, rohnya itu kesederhanaan,” ucapnya.

“Walaupun secara dalam sekali sepeda itu sendiri mempunyai suatu karakter yang luar biasa, apalagi ketika waktu itu hanya dimiliki oleh beliau-beliau yang berduit,” imbuhnya.

Bicara soal duit, ternyata harga onthel juga tidak main-main. Sepeda tua itu bisa dijual mulai harga Rp200.000, bahkan hingga menyentuh Rp150 juta.

“Kalau saya amati, baik dari harga Rp200.000 sampai Rp150 juta. Ini kan kaget sekali. Oh ternyata sepeda menyimpan banyak rahasia. Ini rahasia harga apa? Harga senang atau karena harga sepedanya?” kata Towil.

“Ketika semakin langka, semakin orang nggak punya, dan semakin sedikit produksinya, semakin unik juga  barangnya, saya yakin bakalan lebih mahal lagi,” tambahnya.

Towilfiets

Towil perlahan mulai mengoleksi sepeda, dari mulai memiliki satu, bertambah menjadi lima. Kemudian pada 2007, ia mendirikan Towilfiets dengan banyak sepeda onthel.

Towilfiets merupakan usaha layanan sepeda keliling milik Mantowil yang berada di Dusun Bantar, Sentolo, Kulon Progo. Kegiatan bersepeda mengelilingi desa juga cukup menarik bagi wisatawan mancanegara.

Selain itu, ada juga penjual aksesoris onthel seperti lampu, tas, penutup boks rantai, yang didesain unik dan klasik agar sepeda onthel yang klasik semakin menawan.

Gagah, unik, klasik, dan menarik. Sepeda onthel memang menyimpan rahasia tersendiri.

Dwi Wulandari Memiliki berjuta ide cerita yang siap dituangkan kapanpun dibutuhkan. Suka tertawa lepas dan seringkali receh tanpa sebab.