1. Home
  2. gaya
  3. hidup
  4. Benarkah Orang Indonesia Malas Berjalan Kaki?

Benarkah Orang Indonesia Malas Berjalan Kaki?

0
0

Indotnesia, YOGYAKARTA – Dalam melakukan perjalanan, kamu lebih suka berjalan kaki atau menggunakan kendaraan? Kalau kamu memilih menggunakan kendaraan benar saja, budaya berjalan kaki memang bukan menjadi pilihan kebanyakan orang Indonesia.

Bangsa Indonesia merupakan yang termalas dalam berjalan kaki. Hal itu, dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Stanford pada 2017. Riset itu menyebutkan langkah kaki masyarakat Indonesia hanya 3.500 langkah per hari.

Angka tersebut sangatlah kecil. Menurut riset yang diterbitkan oleh jurnal Nature, dari 111 negara dengan total peserta 717.000 peserta, Indonesia menjadi yang terendah. Angka tersebut bahkan tidak menyentuh rata-rata langkah kaki penduduk dunia, yaitu 4.961 langkah per hari.

Sementara itu, masyarakat di negara-negara lain seperti Inggris mampu mencapai 5.444 langkah dan Spanyol mencapai 5.936 langkah per hari.

Belum lagi raksasa Asia Timur, yaitu Jepang yang mencapai 6.010 langkah, lalu disusul oleh China dengan angka 6.189 langkah per hari. Kemudian, angka tertinggi ditempati oleh penduduk Hong Kong dengan rata-rata 6.880 langkah setiap hari.

Kalau Indonesia disebut sebagai negara termalas berjalan kaki, sebaliknya, Hong Kong menjadi negara terajin berjalan kaki.

Negara dengan angka pejalan kaki yang besar dipicu oleh faktor infrastruktur yang membuat masyarakatnya nyaman sehingga suka berjalan kaki. Seperti di Hong Kong, di sana disediakan akses jalan trotoar yang luas juga memadai. 

Selain itu, ya tentu budaya masyarakat yang membuat berjalan kaki menjadi moda transportasi yang diutamakan. Seperti di Jepang, kegiatan berjalan kaki sudah mendarah daging karena mereka tidak suka telat, apalagi dengan alasan gangguan transportasi. 

Jadi, jalan kaki dirasa lebih efektif karena mereka juga suka berkegiatan di banyak tempat berbeda. Walaupun, alasan lain juga karena biaya menggunakan transportasi di Jepang terbilang mahal.

Lalu, sebenarnya apa ya yang membuat masyarakat Indonesia malas berjalan kaki?

Alasan Tidak Berjalan Kaki

Alasan yang paling utama sudah pasti malas. Rasa malas tersebut selain timbul dari diri sendiri juga  dapat dipicu oleh beberapa faktor dari luar.

Infrastruktur dan trotoar yang sempit dan tidak nyaman menjadi salah satu faktor. Kebanyakan trotoar di kota-kota di Indonesia masih tidak berfungsi semestinya, seperti dijadikan lahan parkir, tempat berjualan, atau menjadi jalan alternatif motor saat posisi macet.

Selain trotoar, keamanan yang minus  juga menjadi alasan masyarakat Indonesia malas berjalan kaki, terutama di kota-kota besar. Di kendaraan umum dan jalan-jalan juga masih sering kita temui kriminalis, seperti copet dan jambret.

Polusi dan iklim yang panas juga tak kalah dijadikan alasan. Pasalnya, banyaknya kendaraan di Indonesia menyebabkan polusi udara menjadi tinggi. Ditambah cuaca panas,  membuat perjalanan yang singkat pun akan tidak nyaman dan terganggu.

Faktor lain yaitu, budaya masyarakat Indonesia yang suka telat. Pergi dengan berjalan kaki dianggap memakan waktu ketimbang naik kendaraan pribadi. Padahal, persiapan yang mepet menjadi alasan menggunakan kendaraan pribadi lebih efektif, walaupun jaraknya sangat dekat.

Manfaat Berjalan Kaki

Faktor-faktor tersebut seharusnya dapat diatasi. Karena kegiatan berjalan kaki memiliki banyak sekali manfaat.

  1. Melatih persendian.
  2. Meningkatkan kekebalan tubuh.
  3. Mengurangi resiko kanker dan obesitas.
  4. Meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru.
  5. Mengurangi stres dan menjaga mood tetap baik.
  6. Meningkatkan daya ingat dan melindungi mata.

Selain bermanfaat bagi tubuh, membiasakan berjalan kaki dapat mengurangi volume kendaraan dan juga polusi di udara.

Jika dilatih, bepergian dengan berjalan kaki bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Lagi pula, berjalan kaki juga termasuk olahraga yang gampang dan murah.

Tentu saja, kebiasaan berjalan kaki selain dibangun oleh diri sendiri juga harus didukung oleh fasilitas yang memadai. Jadi, sebaiknya kita dan pemerintah sama-sama berbenah diri, agar cap malas berjalan kaki bagi masyarakat Indonesia dapat tercabut.

Dwi Wulandari Memiliki berjuta ide cerita yang siap dituangkan kapanpun dibutuhkan. Suka tertawa lepas dan seringkali receh tanpa sebab.