1. Home
  2. sosial
  3. Menggali Makna di Balik Sesajen di Bali

Menggali Makna di Balik Sesajen di Bali

0
0

Indotnesia, DENPASAR – Oleh sejumlah wisatawan, sesajen di Bali terkenal akan ragam mitos mistisnya. Selain itu, Bali juga populer dijuluki sebagai pulau Seribu Pura karena kentalnya keberadaan agama Hindu.

Di setiap sudut kotanya, banyak pura dapat ditemui dengan mudah. Arsitekturnya yang indah menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.

Tidak hanya memiliki banyak pura, setiap sudut kota di Bali juga dihiasi kain bermotif kotak hitam putih yang melingkar di pohon besar atau patung. Terkadang, ada pula sesajen yang diletakkan di sekitar objek tersebut.

Sebagian orang percaya, jika ada yang sengaja menginjak atau melangkahi sesajen tersbut akan celaka. Namun, di luar berbagai mitos mistis yang ada, makna sesajen di Bali adalah sebagai persembahan ucapan syukur umat Hindu kepada Tuhannya. 

Jenis Sesajen di Bali

Meski secara garis besar ditujukan sebagai wujud rasa syukur, sesajen memiliki makna lain yang lebih luas tergantung jenisnya. Begitu pula dengan isi sesajen yang biasanya terdiri dari ragam bunga.

Berikut ini adalah sejumlah jenis sesajen di Bali yang biasa ditemui:

Canang Sari

Canang sari memiliki makna sebagai ucapan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu, arti sesajen bali ini juga sebagai bentuk berserah diri atas materi dan waktu kepada pemilik hidup. Sesajen berukuran paling kecil di antara sesajen lainnya ini biasa diletakkan di depan rumah.

Meski termasuk sesajen paling sederhana untuk dipersembahkan, canang sari memiliki isi yang beragam. Makna sesajen Bali ini pun tidak kalah sakralnya. Bunga warna-warni pada sesajen canang sari mencerminkan kesembilan dewa, simbol ketulusan dan kesucian.

Tidak hanya bunga, ada pula kapur, buah gambir dan daun sirih yang disebut keporosan. Keporosan ini mewakili trimurti, tiga dewa utama dalam Hindu, yaitu Brahmana, Wisnu, dan Siwa. 

Dan terakhir, ada dupa yang diletakkan ketika sesajen dihaturkan. Jadi, nggak heran ya kenapa Bali memiliki aroma dupa yang khas.

Gebogan

Memiliki bentuk mirip seperti Gunungan, sesajen Gebogan atau Pajegan merupakan persembahan hasil bumi berupa buah-buahan, seperti pir, apel, dan pisang. Pada umumnya, salah satu jenis sesajen Bali ini hadir di setiap acara khusus, seperti Hari Raya Kuningan dan piodalan, yaitu hari lahir sebuah pura atau bangunan suci.

Untuk penyusunannya, isi Gebogan disusun menggunakan dulang. Tempat yang terbuat dari kayu tersebut, dibentuk melingkar, dan ukurannya semakin mengecil ketika disusun hingga paling atas. Susunan itu lah yang membuat Gebogan memiliki bentuk seperti Gunungan dalam tradisi Maulid di Keraton Yogyakarta.

Memiliki bentuk semakin mengerucut ke atas, bagian paling atas sesajen ini ditutup dengan diletakkannya canang dan sampian. Peletakan kedua rangkaian janur tersebut menjadi wujud persembahan dan bakti ke hadapan Tuhan Sang Pencipta alam semesta.

Tidak Sembarangan Meletakkan Sesajen

Sesajen diletakkan di tempat-tempat tertentu bukan tanpa alasan. Terdapat makna tersembunyi yang membuat simbol persembahan kepada Dewa itu tidak boleh diletakkan sembarangan.

Ketika sembahyang di pura, sesajen di Bali diletakkan di altar sebagai simbol dewata turun ke Bumi dan memberkati umatnya. 

Sedangkan kalau diletakkan di bawah, makna sesajen itu adalah untuk ditujukan kepada makhluk penghuni alam bawah. Dengan begitu, segala energi negatif dapat ternetralisir menjadi energi baik bagi sekitarnya.

Dibalik mitos mistisnya, sesajen di Bali ternyata menyimpan makna yang cukup sakral, ya bagi para umat Hindu.

Asy Syaffa Nada biasa dipanggil Syafa. Selain suka menulis, dia juga hobi gambar yang lucu-lucu. Kalau mau kenalan atau lihat koleksi gambarnya bisa cek @dudelthings